Sabtu, 26 Maret 2016

Tips Smart Finansial bagi Hidup Kita agar Lebih Produktif

Sahabat Smart... apa kabar?
Sekarang saya mau berbagi ilmu yang sangat bermanfaat bagi hidup kita. Ilmu apa itu?

Ini dia...

Ada yang bilang...

Perjudian itu dekat!

Tanpa data statistik, bisnis tersebut tidak ada bedanya dgn perjudian yang mahal, dan yang dipertaruhkan adalah uang Anda dan uang orang lain. (Steve Kaplan)

Bayangkan kalo seandainya kutipan diatas terjadi dalam keuangan keluarga Anda? pantes saja omset besarpun tidak terasa. Ternyata salah satu kebocorannya ada didata.

Oleh karena itu saya ingin sharing kepada teman-teman semua. Tentang Smart Finansial. Saya bukan ahlinya, hanya saja saya ingin sharing ilmu yang saya pelajari dari para tokoh dan pakar keuangan kepada Anda semua, karena saya yakin ilmu ini akan bermanfaat jika banyak yang merasakan manfaatnya.

Baca perlahan dan ambil saripatinya & Jangan lupa untuk action :) Baiklah mari kita mulai.

1. Miliki pembukuan dan perencanaan yang rapihkarena Anda sudah tahu, jika tidak ada hal ini, apa yg disampaikan oleh Steve Kaplan (Penulis best seller versi New York Times) akan terjadi.

2. Miliki harta produktif selagi usia Anda masih produktif. Harta inilah menjadi aset hidup Anda yang nantinya akan bekerja untuk Anda. Rekening Anda terus terisi dengan saldo tanpa Anda harus kerja. Asikkan? Tapi tentunya Anda harus bangun dan miliki dulu harta produktif yg Anda mau, agar bisa menuai hasilnya sekarang atau nanti. Lebih cepat lebih baik, bukan?

Contoh:
- Produk investasi
- Bisnis
- Harta yg disewakan
- Barang Ciptaan

3. Sampai kapanpun gaya hidup tidak boleh melebihi pendapatan. Kalau sampai melebihi pendapatan ya rugi besar karena tidak ada tabungan sama sekali.

4. Lihat dengan jernih antara keinginan dan kebutuhan.

Saya jadi ingat kata Robert T. Kiyosaki dalam bukunya Cash flow Quadrant. Kita harus bisa membedahkan mana aset mana liabilitas.
Aset adalah segala sesuatu yang bisa menghasilkan uang,  liabilitas adalah sesuatu yang membutuhkan uang.

Rumah yang kita tinggali itu aset atau liabilitas?
Tergantung. Bisa jadi aset bisa jadi liabilitas.
Rumah bisa disebut ASET jika rumah itu milik sendiri dan dari rumah itu kita bisa memperoleh penghasilan lebih banyak dari pada biaya perawatan rumah itu sendiri.

Jika tips diatas dilakukan, saya yakin. Walaupun penghasilan tidak besar, namun hidup terasa lebih ringan. Hidup akan terasa lebih bersyukur karena rezeki yang cukup,  sehingga selalu cukup untuk berbagai keperluan. Jarang mengeluh krna hidup lebih tertata. Mampu membantu orang lain, karena kebutuhan rumah tangga bisa terpenuhi. Berfikir jernih, karena mampu membedakan antara keinginan dan kebutuhan dan pikiran tidak sibuk karena memikirkan hutang hari esok.

Coba lihat kembali bagian atas, tentang harta produktif. Itulah yg harus Anda bangun. Bagi yg sudah punya bisnis, besarkan bisnisnya, bagi yg belum, silahkan bangun dari sekarang. Tidak ada salahnya untuk belajar ilmu bisnis, bermitra sambil belajar bisnis dengan siapa saja yg Anda percaya, yang penting jangan sampai keinginan saja tidak ada.

Saya jadi ingat, ada seorang teman saya yang mengatakan bahwa saya sangat posesif/sangat berkemauan tinggi dalam bisnis, bahkan dia bilang terlalu bernafsu untuk bisnis.  Begini ya teman agar sama-sama tahu bisnis itu sangat penting. Untuk masa tua kita, keluarga kita, saudara kita. Kalau kita bisnis sukses siapa yang seneng, siapa yang sejahtera. Bukan hanya kita, tapi keluarga dan saudara kita.

Dibalik itu kita memiliki uang hasil bisnis, bisa jadi uang itu kita gunakan untuk naik haji / umrah. Bukan hanya kita yang umrah tapi juga bisa mengumrahkan. Bisa lebih banyak sedekah. Bukan banyak bisa bersekolah tapi juga membangun sekolah. Bukan hanya pergi ke masjid tapi bisa membangun masjid.

Kerenkan.. mau bisnis? Harus punya keinginan untuk berbisnis, seklai lagi H-A-R-U-S

Baca artikel lainnya:



Baiklah Sahabat Smart, sekian dari saya, sebarkan tips ini jika bermanfaat.

Salam Smart.

0 komentar:

Posting Komentar